Lampaui Target, Kementerian ESDM Sambung Listrik 304 Rumah Tangga Tidak Mampu di Nabire
Tampak Bupati Nabire saat sedang menyalakan meteran secara simbolis di salah satu rumah warga di Kalibobo, Kabupaten Nabire.
MENINJAU.COM - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambung listrik gratis kepada sebanyak 304 warga di Nabire, Papua Tengah melalui Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Pemasangan BPBL di Papua Tengah ini melebihi target sebesar 6%, dimana sebelumnya ditargetkan sebanyak 285 penerima manfaat.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar dalam acara Peresmian dan Penyalaan pertama Program BPBL di Provinsi Papua Tengah, Sabtu (10/12) mengatakan, pemasangan program BPBL secara nasional melebihi target dari hasil optimalisasi bersama.
"Alhamdulilah sudah melampaui target dari 80.000 menjadi 80.182 secara nasional, ini hasil optimalisasi anggaran per daerah yang bervariasi hingga kita mendapatkan lebih," ujar Wanhar.
Lebih lanjut Wanhar menjelaskan bahwa hingga triwulan III 2022, Rasio Elektrifikasi (RE) Indonesia mencapai angka 99,60%. Dari data tersebut masih ada sekitar 318.470 rumah tangga yang belum yang belum berlistrik dan sebagian besar tersebar di wilayah terpencil (remote area) khususnya daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).
"Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi ini, dan juga membantu masyarakat memperoleh akses listrik adalah dengan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) yang mendapat dukungan penuh dari Komisi VII DPR RI," ujar Wanhar.
Senior Specialist Manajemen Niaga PT PLN (Persero), Ismail Deu menyatakan bahwa PLN berkomitmen penuh dalam menjalankan tugas program BPBL dari Pemerintah.
"Kami PLN bergandeng tangan, berkolaborasi menjalankan tugas mulia dari Kementerian ESDM yaitu program BPBL yang diharapkan meningkatkan perekonomian di Nabire ini," ujar Ismail.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Marthen Douw menyatakan bahwa Papua sebagai lokasi paling timur di Indonesia harus terang.
"Salah satu kerinduan kami adalah Papua terang, dimana Papua terletak di paling timur tempat pertama matahari terbit, maka haruslah terang dengan listrik," ujar Marthen.
Ia juga menyatakan agar pemerintah lebih serius memperhatikan infrastruktur kelistrikan di Papua.
"Kami memohon pihak-pihak terkait agar dapat serius terhadap hal ini (kelistrikan), agar Nabire dapat merasakan penerangan. Yang paling penting adalah anak-anak bisa belajar agar Sumber Daya Manusia lebih baik dan dapat bersaing dengan negara lain," ucap Marthen.
Bupati Nabire, Mesak Magai mengungkapkan, ia bersama pemerintah daerah selalu mengusahakan memenuhi kebutuhan infrastruktur di Nabire.
"Kondisi kabupaten Nabire semua akses harus dipenuhi, baik infrastruktur, listrik. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kementerian Pusat dan PLN atas listrik, dulu lampu di Nabire seperti lampu disko, mati nyala, hanya nyala sekitar 12 jam," ujar Mesak.
Dalam acara ini dilakukan pula seremoni penyalaan pertama kepada 2 rumah penerima manfaat di Kelurahan Kalibobo, Kabupaten Nabire, Papua Tengah.
Rumah pertama yang dilakukan seremoni adalah Ibu Verosina (44) yang sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur. Ia bersyukur atas program bantuan listrik yang ia terima.
Hal serupa jg dinyatakan Ayub Msen (38) pemilik rumah kedua yang juga dilakukan seremoni penyalaan listrik. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh kasar ini menyatakan selama 10 tahun ia menyalur listrik dari rumah kakaknya.
"Terima kasih pemerintah dan PLN. Kedepan saya berharap anak-anak bisa belajar dengan tenang karena ada lampu sendiri," ujar Ayub. (U)