Konferensi BMIC 2024 Ubhara Jaya: Bangun Jaringan Untuk Masa Depan Berkelanjutan

Header Menu

Konferensi BMIC 2024 Ubhara Jaya: Bangun Jaringan Untuk Masa Depan Berkelanjutan

25 April

MENINJAU.COM– Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menggelar “Bhayangkara Multidisciplinary International Conference (BMIC) 2024: Shaping a Sustainable Future,” Kamis (25/4/2024). Kegiatan ini digelar secara daring dan luring di Auditorium Ubhara Jaya, Kampus II, Bekasi.

BMIC 2024 merupakan forum lintas negara untuk mengumpulkan sarjana, peneliti, praktisi, dan mahasiswa dari berbagai bidang. Konferensi ini akan memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka yang inovatif, termasuk praktik terbaik terkait mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Rektor Ubhara Jaya, Irjen Pol (Purn) Prof. Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M., Ph.D., D.Crim, (Honoris Causa) mengatakan, kegiatan BMIC ini bertujuan untuk membangun kolaborasi antar disiplin ilmu dari berbagai negara. Dengan menciptakan lingkungan kolaboratif, para peserta konferensi dapat berbagi ide dan pengetahuan lintas disiplin untuk menciptakan solusi berkelanjutan yang lebih baik.

“Kami mengajak semua komponen dari akademisi, politisi dan juga scientist mari kita berkolaborasi. Konferensi ini membahas ancaman global yang membutuhkan pemikiran dari semua pihak. Semua pihak harus berkontribusi memberikan solusi, sebagai upaya menghadapi tantangan global ke depan,” ucapnya, Kamis (24/4/2024).

Prof Bambang Karsono mengatakan konferensi yang digelar secara internasional ini mendorong peserta dari berbagai negara untuk berperan sebagai agen perubahan yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di masyarakat dan lingkungan mereka masing-masing. Apalagi, Ubhara Jaya sebagai bagian dari dunia pendidikan juga bisa memberi masukan kepada pemerintah dalan mengambil kebijakan menghadapi tantangan global.

“Kita berkontribusi dan berkolaborasi. Oleh karena itu saya katakan, kita berkontribusi dari berbagai aspek,” ujarnya.

BMIC 2024 menghadirkan sejumlah pemateri dari berbagai negara yakni Dr. Rita Sacay dari Amerika Serikat, Phyll Jhann E. Gildore, Ph.D dari Filipina, Dr. Herison Subakti dari Thailand, Prof. Dr. Nor Balkish Zakaria dari Malaysia dan Dr Terri Trireksani dari Australia.

Para narasumber ini membawakan materi mulai dari implikasi ekonomi perubahan iklim, strategi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan praktik ekonomi hijau. Kemudian peran pendidikan dalam membangun kesadaran tentang perubahan iklim dan ekopedagogi sebagai alat penting untuk memasukkan isu-isu lingkungan ke dalam kurikulum. Selanjutnya tentang ilmu komputer, pemodelan iklim, analisis data, dan kecerdasan buatan dapat diterapkan dalam penelitian iklim.

*Tim Media dan Publikasi*
*Universitas Bhayangkara Jakarta Raya*