-->
MENINJAU.COM

MEDIA ONLINE NASIONAL

  • Jelajahi

    Copyright © MENINJAU.COM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Dr Bambang Patijaya SE MM Sukses Raih Gelar Doktor dari Universitas Trisakti

    MEDIA BERITA  NASIONAL
    22 Oktober, Oktober 22, 2025 WIB Last Updated 2025-10-22T09:02:22Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Jakarta - Meski disibukan dengan urusan kenegaraan Ketua Komisi XII DPR RI, Dr Bambang Patijaya, SE, MM, ternyata terus meningkatkan kemampuan akademisnya dan berhasil mendapatkan gelar Doktor dari Universitas Trisakti. 

    Tokoh nasional yang akrab disapa BPJ ini berhasil lulus Program Doktor Ilmu Ekonomi (Sustainable Development Management) Universitas Trisakti, Senin (20/10/2025).

    Ia berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Sangat Memuaskan.

    Sidang terbuka Promosi Doktor tersebut digelar di Ruang Auditorium Gedung S lantai 8, Kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat dengan disertasi berjudul “Pengembangan Model Tata Niaga Pertimahan yang Berkelanjutan” dengan Promotor Prof. Dr. Willy Arafah, MM, DBA dan Co Promotor Dr Tri Kunawangsih, MSi.

    Hadir dalam sidang terbuka tersebut kedua orang tua, anak dan istri Dr Bambang Patijaya, SE, MM, para pimpinan Komisi XII DPR RI, anggota DPR RI, DPD RI Dapil Bangka Belitung, Kementerian, dirut BUMN serta sejumlah tokoh lokal maupun nasional.

    Dr Bambang Patijaya, SE, MM, atau yang akrab disapa BPJ, merupakan mahasiswa angkatan 18 tahun akademik 2020/2021.

    Ia telah menyelesaikan seluruh tahapan akademik mulai dari perkuliahan, seminar proposal, seminar hasil penelitian, hingga ujian tertutup sebelum akhirnya maju ke tahap ujian terbuka.

    Dalam paparannya, Dr Bambang Patijaya, SE, MM, menjelaskan bahwa disertasi tersebut dilatarbelakangi oleh kompleksitas sektor pertambangan timah di Indonesia, khususnya di Bangka Belitung yang merupakan provinsi dengan cadangan timah terbesar di Tanah Air.

    Indonesia menurutnya memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan total cadangan mencapai 800 ribu ton atau sekitar 17 persen dari cadangan global. Namun potensi besar itu belum diimbangi dengan sistem tata kelola yang efektif dan berkelanjutan.

    Dr Bambang Patijaya, SE,MM, menguraikan, bahwa di sektor hulu, regulasi pertambangan masih belum sinkron, bahkan cenderung menciptakan sentralisasi izin yang bisa bertentangan dengan kewenangan daerah. 
    Di sisi lain, ego sektoral antar kementerian turut memperumit koordinasi kebijakan.
    Sementara di sektor hilir, permasalahan muncul dalam aspek ekonomi, sosial, lingkungan, SDM, dan teknologi, sehingga menciptakan praktik oligopoli pertimahan.

    Disamping itu, sumber daya alam timah yang melimpah dihadapkan dengan minimnya sumber daya manusia di bidang pertambangan dan pengolahan mineral.

    “Kompleksitas masalah pertambangan timah baik hulu maupun hilir belum menemukan titik sinkronisasi dan harmonisasi. Di bagian hulu regulasi pertimahan belum mampu menjawab permasalahan yang ada, justru menciptakan sentralisasi izin usaha mineral logam yang dapat bertentangan dengan pemerintah daerah, demikian juga adanya ego sektoral antar Kementrian. 

    Sementara di bagian hilir permasalahan juga nampak pada bidang ekonomi, lingkungan, sosial, SDM, teknologi sehingga kemudian terjadi oligopoli pertimahan.

    Dalam disertasinya, BPJ menawarkan model tata niaga pertimahan berkelanjutan yang berpijak pada konsep kolaboratif government dan pentahelix.

    Melalui model tersebut, BPJ merumuskan empat aspirasi utama dalam pembangunan tata niaga timah berkelanjutan, yakni masyarakat memperoleh penghidupan, aturan ditegakkan, negara mendapatkan penerimaan (PNBP), dan lingkungan tetap terjaga.

    “Hal itu sejalan dengan pilar pembangunan ekonomi tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Asta Cita Presiden,” terangnya.

    Dr. Bambang Patijaya, SE, MM, berharap agar hasil penelitiannya dapat menjadi referensi kebijakan nasional dalam menata kembali tata niaga timah di Indonesia agar lebih berkeadilan, efisien, dan ramah lingkungan.

    “Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kondisi tata niaga pertimahan saat ini, kemudian menganalisis perumusan model tata niaga pertimahan yang berkelanjutan melalui peran kolaboratif government dan pentahelix.
    Selain itu memberikan usulan rekomendasi untuk penerapan model tata niaga pertimahan berkelanjutan,” tuturnya.

    Kita doakan agar Dr Bambang Patijaya, SE, MM, dapat menerapkan ilmu yang didapatnya sehingga pengelolaan timah dapat lebih baik lagi.

    (SNRTI)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini