LDII Nabire Membina Generasi Potensial yang Unggul dari Hulu Sampai ke Hilir

MENINJAU.COM - Pada hari Selasa (05/10/2021) teejadi Fenomena era Revolusi Industri 4.0 tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga Sobat, mengingat betapa cepat perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi di Indonesia. Namun, seberapa siapkah Sobat dalam menghadapi tren perubahan di dunia industri?

Pada artikel ini, saya mengajak Sobat untuk menelaah lebih jauh hal-hal yang perlu dipersiapkan di era Revolusi Industri 4.0

Sekilas Tentang Revolusi Industri 4.0 

Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.

Hal tersebut tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.

Contoh konkrit yang dapat diambil dari pemanfaatan teknologi pada bidang industri adalah proses pembukuan dan produksi yang kini sudah dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.

Terlepas dari peran teknologi dalam bidang industri, manfaatnya juga bisa didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Saat ini, pengambilan dan pertukaran informasi dapat dengan mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui jaringan “internet”.

Nah, untuk mengimbangi mental Generasi Penerus dalam era Revolusi Industri, maka Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menyiapkan sebuah konsep yang sangat matang, Yaitu Tri Sukses.

Tri Sukses Target Keberhasilan Generus LDII yaitu :

1.Faqihun Fiddin (Memiliki Kefahaman Agama);

2.Akhlaqul Karimah (Memiliki Akhlaq Mulia/ budi Luhur);

3.Memiliki Jiwa Kemandirian.

Untuk mendorong ketiga item tersebut maka LDII telah menyusun sebuah konsep dakwah. Dimana konsep yang LDII miliki ini dikemas dengan profesional. Konsep dakwah juga terus mengikuti perkembangan zaman. Program pembinaan yang ada di lingkup LDII terstrukur, jelas dan berkesinambungan.

LDII melakukan pembinaan mulai dari tingkat pusat, DPW, DPD, PC hingga PAC. Pembinaan LDII merata dari Sabang sampai Merauke.

Pembinaan LDII dimulai dari tingkat caberawit (usia PAUD s/d SD kelas 6), pra remaja (usia SMP), remaja (SMA ke-atas s/d usia 30 tahun atau yang belum menikah). Kegiatan pengajian dilingkup LDII banyak pula diikuti oleh masyarakat umum.

Untuk membantu kelancaran pembinaan maka dibentuklah forum Penggerak Pembina Generus (PPG) ditiap-tiap DPD Kabupaten/Kota. Di dalam forum PPG sendiri terdiri pelaksana bidang-bidang yang berbeda. Mulai dari kurikulum, kesekretariatan, kemandirian, penggalang dana, penyedia sarana dan prasarana, dsb.

Pada tingkatan terbawah (PAC) dibentuklah forum musyawarah 5 unsur yang meliputi dewan penasehat, pengurus, muballigh-muballighot, pakar pendidik dan orang tua. Lima unsur ini adalah pelaksana kegiatan dilapangan yang bertanggung jawab membina anak muda.

Dengan terbentuknya forum PPG dan 5 unsur ini, pembinaan generus bangsa dapat lebih terprogram, terarah dan terukur dalam rangka menciptakan generasi yang profesional religius.

Pembinaan generasi muda LDII mulai nampak hasilnya. Jika generasi pada umumnya berbuat maksiat semaunya, maka generasi LDII, anak muda LDII diprogramkan untuk sibuk dalam kegiatan positif. Mulai dari pengajian di majelis taklim, pemondokan di ponpes, program penghataman Al-quran dan hadis, Camping Cinta Alam Indonesia (CAI), kepramukaan, sepakbola, pencak silat, senam barokah, pelatihan IT, pelatihan kewirausahaan, pengajian keputrian, dll.

Selain menanamkan ahklak yang baik, LDII juga menanamkan mental yang kuat. Salah satunya dengan mengajarkan pencak silat kepada generasi muda. Pengurus LDII secara tegas melarang remaja binaannya merokok. Begitupula melarang remaja bergaul bebas antara pria dan wanita yang bukan mahrom. Termasuk LDII memberikan aturan pakaian remaja wanita yang harus sesuai syariat.

Dengan intensnya program pembinaan, maka generasi LDII telah dipersiapkan menjadi harapan bangsa. Generasi LDII bertransformasi menjadi generasi masa depan. Sebab itu, dibutuhkan dukungan berbagai pihak kepada LDII dalam menyiapkan generasi bangsa yang profesional religius ini.

Kita perlu menelaah pesan yang senantiasa relevan di segala zaman dari tokoh pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro. Pesannya, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Artinya : di depan memberikan teladan, di tengah memberikan bimbingan, dan di belakang memberikan dorongan kepada generasi muda kita.

Bagaimanapun juga, berhasil atau tidaknya generasi emas Indonesia ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Semoga target ini menjadi sumbangsih LDII bagi Negara dalam pembangunan manusia seutuhnya dengan pembinaan generasi muda Indonesia yang Unggul, sehingga kedepan akan menjadi Generasi Profesional Religius.
Ads1

BERITA

Ads2